Tuesday, October 23, 2012

Sora hawar nu datangna ti tungtung kaler kidul kulon jeung wetan, ngaguruh pating jelegur aya balad tantara nu jangkung badag, genjlong saamparan jagat
Bungkus injuk kuta bubuay, awak hideung jangkung badag mawa parang mata saralak, inggeung jagat mapag wirahma
Mun jaga maraneh jadi pamingpin, kudu mibanda jiwa wibawa, komara, jeung langkahna panceg dina giri jaladri, surta pawaka, nu kitu disebut jiwa agung, adil paramarta
Tiis ibun ampih pikir nyaho ka badan pribadi, tangtu nyaho ka-Islamanana. Sing karasa sing kapanggih, ari anu tujuh lawang jadi ratu, aya dina diri

Bebegig Si Penjaga Alam

Bebegig Sukamantri beratnya mencapai 70 kg

Menurut masyarakat Sukamantri, bebegig adalah lambang kemenangan. Konon, pembuatannya terinspirasi wajah Prabu Sampulur, seorang raja yang berhasil menang melawan kejahatan dan meminta imbalan untuk menguasai Jawa. Kemudian, kemenangannya tadi dikenang oleh masyarakat berupa topeng mirip wajahnya. Lalu, apakah benar wajah sang prabu mirip dengan topeng bebegig saat ini? Jika iya, kenapa justru tampil “menyeramkan”? Entahlah.

Tapi yang pasti, sebagian besar seni tradisi Sunda ditujukkan untuk menghargai alam. Lihat saja angklung, rengkong, dan cikeruhan yang ditujukkan sebagai wujud penghormatan terhadap Nyai Sri Pohaci, Dewi Kesuburan. Ini wajar, sebab Tatar Sunda memang terkenal sebagai daerah yang agraris. Jadi, bisa dimengerti mengapa sebagian besar seni tradisinya berhubungan dengan alam. 


Begitu pula dengan bebegig. Layaknya karakter bebegig penunggu sawah, fungsi kesenian bebegig, yaitu sebagai penjaga pada prosesi pembersihan alam untuk bercocok tanam. Ini terlansir dari arak-arakan pada upacara memelihara alam yang merupakan tradisi masyarakat Sukamantri. Aneka tanaman yang menghiasi kepalanya sendiri merupakan personifikasi dari isyarat untuk mencintai alam sekitar.
Wisatawan asal Taiwan
Berkunjung Ke Padepokan

Terlepas dari itu semua, dapat disimpulkan bahwa bebegig punya tujuan yang luhur, yaitu mengajarkan pada kita tentang kepedulian menjaga dan melestarikan alam sekitar. Karena penyajiannya sederhana, masyarakat umum pun paham akan makna itu.

Bebegig Sukamantri, saksi bisu sebuah tradisi seni bergotong-royong, kreatif, dan sederhana. Setiap orang dapat memainkan Bebegig Sukamantri, namun tidak seorangpun tahu persis kapan pertama kali seni budaya tradisional Bebegig Sukamantri itu lahir. 

Inyo _ Bebegig Aing (Our Bebegig)





BEBEGIG AING

Menari-nari berputar tandai tetap lajunya kehidupan
Seolah-olah maknamu menyiratkan makmur alam pedesaan
Membantu petani tuk menjaga sawahnya dari aib-aib yang kotori dunia
Hiruk pikuk dosa, kaum-kaum pendusta yang menjajah alam dan sesakan dada

Bebegig aing kau anggap hantu malam dengan rupa menyeramkan
Seringai mistis taring-taring yang tajam jangan kau anggap cerminan
Hati siapa sangka dan jangan kau gambarkan buruk rupa seburuk hati manusia
Elok cantik wajah bukan satu jawaban bersih dari segala peringai busuk pendusta

Bebegig aing.....alam lestari
bebegig aing......kau tak kan mati

Mahkuta gimbal lain hartina kebal, topeng garang teu rek perang
Awakna hideung tanda-tanda nu ludeung, sora tarik lin rek sirik
Bebegig nu garang, bebegig keur hariwang nempo jalma-jalma nu geus sarawan
Bebegig tah datang kaluarna ti sarang, dan kau telah buktikan bahwa kau tak menjilat

Bebegig aing....simbol berani
Bebegig aing.....ayo menari

"Wong komara......laku lampah sabenere.....!!!"

Bebegig aing....... tetap menari
Bebegig aing......jangan berhenti

Agustus 2011
Player & Arranger : Inyo Rake
Liric : Inyo Rake dan Bayu Wirasantana

Pustaka Indonesia - Kesenian Bebegig (short version)